Kota Barus. ©2023 Merdeka.com/youtube.com/ MuhibbinAuliyaBarus

Sejarah Pelabuhan Barus, Saksi Dinamika Perdagangan Rempah di Pantai Barat Sumatera

Pakarnusantara.com |  Rempah-rempah merupakan salah satu jenis komoditas yang paling dicari di seluruh belahan dunia. Selain memiliki daya pikat tinggi, rempah-rempah juga mempunyai sejuta manfaat bagi kesehatan.

Sejak dulu Pulau Sumatra termasuk dalam jalur pelayaran ataupun perniagaan internasional. Di sisi barat Sumatra terdapat salah satu tempat berlabuhnya para pedagang rempah yaitu Pelabuhan Barus. Pelabuhan Barus terletak tepat di pinggir pantai dan menghadap langsung ke Samudra Hindia. Diapit oleh Bukit Barisan, kondisi perairan di kawasan pelabuhan cukup tenang karena ombak besar dari Samudra Hindia dilindungi oleh Pulau Karang.

Sesuai dengan namanya, pelabuhan ini menjadi tempat aktivitas perdagangan komoditas kapur barus dan kemenyan di samping komoditas rempah-rempah lainnya. Peran pelabuhan ini begitu penting karena bagian dari jalur perdagangan dari timur menuju barat sehingga Barus menjadi tempat singgah maupun aktivitas jual beli.

Pelabuhan Tua di Sumatera

pariwisatasumut.net ©2020 Merdeka.com

Melansir dari artikel “Pelabuhan Barus Jalur Utama Rempah di Bagian Barat Pada Masa Kejayaan Nusantara” karya Dr. Mhd. Nur, M.S, dkk, Pelabuhan Barus merupakan salah satu pelabuhan tertua di bagian barat Sumatra.

Pelabuhan Barus berperan penting dalam aktivitas perdagangan dan menjadi tempat berlabuhnya kapal dagang dari Tiongkok, Persia, Arab, Roma, India, Gujarat, dan Mediterania.

Pada abad ke-7, wilayah Barus sudah cukup terkenal dalam dunia perdagangan dunia. Selain terdapat pelabuhan untuk singgah dan tempat pertukaran hasil bumi, para pedagang dari Timur Tengah dan Barat juga menetap di Barus karena di tempat ini terdapat rempah-rempah sekaligus kaya akan hasil kapur barus yang paling diminati.

Daerah Penghasil Komoditas Setara Emas

ilustrasi/Shutterstock/Africa Studio

Melansir dari indonesia.go.id, wilayah Barus memiliki satu komoditas hasil hutan yang memiliki daya pikat tinggi, sangat dicari, dan harganya saat itu bisa setara dengan komoditas emas yaitu kapur barus atau kamper.

Pada masa kolonial, kapur barus menjadi komoditas incaran para pedagang kaya dari Belanda. Selain itu, mereka juga mencari berbagai macam rempah seperti lada, kemenyan, dan emas di wilayah Barus.

Aktivitas perdagangan ini sering menimbulkan pertikaian karena persaingan untuk mendapatkan rempah. Di balik pertikaian tersebut, ada pula peran dari orang-orang Aceh yang menjadi penguasa di pesisir barat dan timur Pulau Sumatra yang berada di bawah pihak Kesultanan Aceh.

Proses perdagangan rempah di Pelabuhan Barus awalnya dikumpulkan dari pedagang pengumpul di pedalaman, kemudian dibawa oleh kapal-kapal yang berdagang di sepanjang pantai Barat Sumatra. Hal ini mengakibatkan “kompetisi” dari pihak pedagang hingga terjadinya monopoli oleh pihak Belanda dan Inggris.

Kiblat Perdagangan Dunia

©2020 Youtube Khaerul Jr

Selain menjadi tempat singgah hingga aktivitas perdagangan komoditas rempah-rempah, Pelabuhan Barus juga menjadi kiblat perdagangan dunia. Persaingan dagang ini tidak hanya dengan para pedagang asing saja, namun pedagang Nusantara juga turut andil dalam persaingan mendapatkan hasil rempah.

Masih mengutip dari dari artikel “Pelabuhan Barus Jalur Utama Rempah di Bagian Barat Pada Masa Kejayaan Nusantara” karya Dr. Mhd. Nur, M.S, dkk, para pedagang asing sangat mengandalkan angin Muson, karena dengan bergantung dengan angin akan membawa kapal-kapal dagangnya berlayar ke Pelabuhan Barus. Ketika angin Muson belum berembus, biasanya para pedagang asing akan menetap di secara berkelompok di beberapa tempat.

Dengan ramainya aktivitas perdagangan di Pelabuhan Barus, tempat ini menjadi salah satu saksi bisu sejarah ekonomi Nusantara di masa lampau. Mulai dari persaingan jual beli rempah-rempah hingga monopoli dagang yang diterapkan oleh pihak Belanda maupun Inggris.


Sumber: Merdeka
Editor: Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*